Kamis, 13 Juni 2013

Tugas Religiositas-Tulisan Pendek


Kehidupan beragama di Indonesia
Toleransi beragama di Indonesia kian memudar dan menipis. Sikap hidup rukun beragama mulai terkikis dan sikap fanatisme dalam beragama lebih dikedepankan. Dua Masjid besar yang berada di dua lokasi dan sejumlah rumah Jemaat Ahmadiyah di Kabupaten Tasikmalaya dibakar dan dirusak massa, minggu(5/5). Satu Masjid berlokasi di Kampung Kutawaringin, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu dan satu Masjid lainnya di Kampung Babakan Sindang RT 11/03, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Kaca Jendela dan Rumah rusak. Persoalannya secara filosofis yang perlu dipertanyakan adalah apakah negara dan warga negara Indonesia ini sudah benar-benar mengaktualisasikan prinsip ketuhanan dalam kehidupan? Sebab, nyata intoleransi beragama di Indonesia masih saja, termasuk terkait pendirian rumah ibadah GKI Yasmin di Bogor, Jawa Barat.
Menurut saya kehidupan beragama seharusnya lebih menghargai perbedaan yang ada dan tidak menganggap perbedaan sebagai tembok pemisah. Sebaiknya jangan bersikap fanatic terhadap agama yang dianut tetapi menjadi lebih fleksibel melihat ritual agama lain. Agama pada dasarnya diciptakan sebagai sarana berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Jadi bersikaplah terbuka akan perbedaan dan hiduplah dengan rukun walau berbeda. Semua manusia pada dasarnya ciptaan Tuhan dan diciptakan dari gambar dan rupa Allah oleh karena itu jangan merusak gambar dan rupa Allah, karena sama saja menyakiti Tuhan sebagai penciptanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar