Dalam era modern seperti sekarang, hampir semua orang memiliki perangkat gadget dan smartphone. Tidak hanya orang dewasa, anak muda bahkan anak-anak pun sudah menghabiskan waktunya sehari-hari ditemani dengan berbagai alat canggih ini. Walau canggih dan membawa kemudahan, gadget juga bisa membawa pengaruh buruk. Salah satunya adalah membuat anak-anak dan remaja terkena digital demensia.
Para
ahli di Korea Selatan melaporkan banyaknya kasus 'digital demensia' pada
remaja dan anak-anak muda. Digital demensia adalah sebuah bentuk
demensia atau berkurangnya kekuatan ingatan serta otak akibat terlalu
bergantungnya seseorang pada teknologi. Lalu apa pemicu dari digital
demensia ini? rupanya sederhana saja, kini anak-anak hingga anak muda
terbiasa menggantungkan diri pada teknologi misalnya untuk mencatat
kegiatan, mengingat tanggal, dan lainnya, sehingga mereka lebih malas
menggunakan otak untuk mengingat hal-hal kecil.
Sudah
banyak penelitian yang menyebutkan bahwa smartphone dan gadget membawa
beberapa pengaruh buruk. "Penggunaan smartphone dan peralatan game
secara berlebihan bisa mengganggu perkembangan otak. Pengguna teknologi
berat biasanya memiliki perkembangan otak kiri yang baik. Namun ini
membuat otak kanan mereka terlupakan dan tak berkembang sama sekali,"
ungkap Byun Gi-won, salah satu dokter di Balance Brain Centre, Seoul,
seperti dilansir oleh Daily Mail (24/06) dikutip dari merdeka.com.
Karena
selalu terbantu dengan teknologi digital, otak semakin jarang diasah
dan akhirnya muncul lah gejala digital demensia ini. Otak kanan sendiri
berperan untuk konsentrasi, ingatan, serta kemampuan untuk fokus dan
memperhatikan sesuatu. Bila jarang digunakan maka kemampuannya akan
menurun drastis dan merugikan.
Tidak ada yang salah
dengan menggunakan kecanggihan teknologi namun bukan berarti pada zaman
serba mudah ini seseorang mengabaikan kemampuan otaknya sendiri. Tetap
memaksimalkan kemampuan otak mungkin butuh waktu dibandingkan dengan
mengandalkan smartphone sebagai pengingat namun bila itu bisa mengasah
daya ingat dan kemampuan otak, kenapa tidak? Karena akan ada saat-saat
di mana teknologi tidak bisa menolong selain diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar